Hakekat Tujuan HMI

Written by HMI CABANG PURWOREJO on Senin, 19 Desember 2011 at 17.47

Sebagai organisasi gerakan kemahasiswaan, Himpunan Mahasiswa Islam tentulah memiliki tujuan sebagai arah gerakan organisasi. Teks tujuan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam seperti yang tercantum dalam Anggaran Dasar Himpunan Mahasiswa Islam, mencerminkan dua bentuk usaha organisasi dalam gerakannya yaitu usaha organisasi HMI atas pembentukan individu dan usaha organisasi HMI atas pembentukan masyarakat. Pada teks tujuan ini perjuangan pembentukan individu masih menjadi insan cita HMI masih merupakan tanggungjawab organisasi melalui aktifitasnya sehari-hari. Namun pembentukan masyarakat cita HMI sudah tidak lagi diserahkan pada individu yang merupakan hasil kaderisasi yang dilakukan organisasi, tetapi sudah menjadi tanggung jawab organisasi secara langsung. Hal ini diwujudkan dalam usaha nyata organisasi secara langsung terhadap berbagai agenda perbaikan kehidupan masyarakat. Dengan demikian tanggungjawab organiasi secara langsung terdiri dari tanggungjawab atas pembentukan individu dan tanggungjawab atas pembentukan masyarakat. Frasa kalimat “terbinanya mahasiswa menjadi insan ulil albab …………” merupakan frasa yang menempatkan Himpunan Mahasiswa Islam sebagai organisasi perkaderan. Gerak perkaderan organisasi HMI tentu saja didasarkan pada pemahaman keIslaman yang utuh dalam diri seorang individu, sehingga menciptakan seorang insan yang menerapkan keIslamannya secara kaffah. Bagi HMI, insan ulil albab juga merupakan sebuah konsep dari wujud kader cita HMI yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Hanya takut kepada Allah 2. Tekun beribadah tiap waktu 3. Bersungguh-sungguh mencari ilmu, 4. Mampu mengambil hikmah atas anugerah Allah 5. Selalu bertafakur atas ciptaan Allah yang ada dilangit dan di bumi. 6. Mengambil pelajaran dari sejarah dan kitab kitab yang diwahyukan oleh Allah. 7. Kritis dalam mencermati berbagai pendapat, mampu memilih yang benar dan yang terbaik. 8. Tegas dalam mengambil sikap dan pemihakan atas pilihannya, 9. Tidak terpesona atas pandangan mayoritas yang menyesatkan. 10. Dakwah dengan sungguh-sungguh kepada masyarakat dan bersedia menanggung segala resikonya. Terutama sekali ditandai dengan kesediaan menyampaikan peringatan (lunak maupun keras) pada masyarakat serta mengajarkan ilmu (kebenaran). Frasa kalimat yang tercantum dalam tujuan HMI ”……… dan turut bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat yang diridhoi oleh Allah subhanahu wata’ala” merupakan suatu istilah yang sama maknanya dengan istilah “Baldhatun Thayyibatun Warabbun Ghafurr”. Frasa ini juga menempatkan organisasi HMI sebagai sebuah organisasi perjuangan yang melakukan perbaikan seluruh aspek kehidupan masyarakat menuju tatanan yang diridhoi oleh Allah subhanahu wata’ala. Hal ini merupakan cerminan dari tafsir HMI pada konsep keIslaman. Konsep yang menempatkan Islam tidak hanya ada pada sebuah entitas yang bernama “individu” namun juga pada sebuah entitas yang bernama “sistem sosial kemasyarakatan”. Kader Himpunan Mahasiswa Islam yang memiliki keyakinan atas nilai-nilai ke-Islaman yang kuat dan memiliki kemampuan daya pikir (ilmu) yang bagus merupakan elemen yang akan membuat organisasi HMI mampu melihat dan membaca segala bentuk realitas masyarakat yang ada dalam gerak zaman. Semangat berjuang yang dimiliki oleh kader dan organisasi HMI pada akhirnya akan membuat organisasi HMI mampu melakukan segala perubahan realitas yang diinginkan dan menempatkan kader dan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam menjadi pemimpin-pemimpin atas banyak perubahan yang berjalan dalam masyarakat. Kemampuan akan perubahan tersebut harus dijadikan arahan gerak organisasi tentunya. Hal ini demi terciptanya masyarakat yang telah dicita-citakan oleh organisasi HMI itu sendiri yaitu masyarakat yang “Baldatun Thayibatun Warabbun Ghafur”. Himpunan Mahasiswa Islam menerjemahkan masyarakat cita tersebut dalam tujuh karakteristik masyarakat Baldatun Thayibatun Warabbun Ghafur, yang kemudian dijadikan standar capaian tujuan perjuangan organisasi dengan segala bentuk usahanya. Karateristik ini juga akan menjadi alat ukur apakah Himpunan Mahasiswa Islam mampu mewjudkan tujuannya atau tidak. Karakateristik tersebut adalah: 1. Adanya semangat rabbaniyah atau rabbiyah yang terformulasikan dalam konsep tauhid. 2. Tegaknya keadilan yang bersendikan keteguhan pada hukum. 3. Adanya sistem amar ma’ruf nahi munkar dalam sistem sosial masyarakat. 4. Memiliki semangat keterbukaan dengan selalu berprasangka baik. 5. Menjunjung tinggi sikap musaywarah dan sikap egaliter dalam suasana persamaan hak dan kewajiban. 6. Memiliki semangat persaudaraan (ukhuwah), saling memahami, toleransi, saling menasehati dan tolong menolong. 7. Tumbuhnya sikap untuk tdak selalu merasa benar atau tidak adanya klaim kebenaran 1 .

HMI Purworejo Aksi Solidaritas Sondang Dan Mesuji

Written by HMI CABANG PURWOREJO on Sabtu, 17 Desember 2011 at 00.04

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Purworejo menggelar aksi solidaritas atas kematian Sondang Hutagalung. Aksi dimulai dari halaman Masjid Agung Purworejo, bergerak menuju Polrer Kabupaten Purworejo. “Ini solidaritas kami untuk Sondang yang mati bakar diri di depan Istana Negara, juga sebagai keprihatinan akmi atas terjadinya pembantaian petani yang dilakukan oknum aparat di Mesuji,” kata koordinator aksi, Much Deiniatur, Jum’at (16/12). Di Mapolres Mereka diterima Kepala Sektoral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Ipda Sutrasno, yang berjanji akan mengamankan jalannya aksi ini. “Kami juga berharap aksi ini dapat berjalan damai,” katanya. Setengah jam berorasi di depan Polres, belasan mahasiswa tersebut kemudian menuju Gedung DPRD Kabupaten Purworejo. Dalam orasinya, HMI juga meminta pihak yang berwenang segera mengusus tuntas kasus pelanggaran HAM itu. “Tangkap dan adili pelakuknya!. Kami juga meminta kepada semua pihak agar kasus ini tidak terulang lagi,” tegas Much Deiniatur. Di samping itu, Fidi Finandar, Ketua umum HMI Cab Purworejo, meminta kepada para aparat penegak hukum khususnya di Kab Purworejo agar kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Sumatra jangan sampai terjadi di Kabupaten purworejo. “Kami meminta kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Sumatra jangan sampai terjadi di Purworejo. Seyogyanya setiap permasalahan yang terjadi di selesaikan dengan cara yang

bermartabat,” pintanya. Para aktivis diterima Wakil Ketua DPRD Purworejo R Muhammad Abdullah dan anggota DPRD lainnya Sudarnono WU SIP. Mereka berjanji tuntutan para mahasiswa akan disampaikan ke Komisi III DPR RI. (FF)

Pleno 2 HMI Cabang Purworejo

Written by HMI CABANG PURWOREJO on Sabtu, 10 Desember 2011 at 03.48

Rapat Pleno adalah forum tertinggi kepengurusan HMI untuk mengambil berbagai kebijakan organisatoris baik internal maupun eksternal dan dihadiri oleh seluruh Pengurus Cabang sebagai pengambil kebijakan. Dalam rangka melaksanakan hal tersebut, maka Pengurus HMI Cabang Purworejo melaksanakan Pleno 2 pada hari Sabtu, 10 Desember 2011, bertempat di Sekretariat HMI Cabang Purworejo. Acara ini dihadiri oleh puluhan kader baik pengurus cabang maupun anggota, dimulai pada pukul 08.00 dan berakhir pada pukul 17.00. Ada beberapa hal yang dibahas dalam acara Pleno 2 diantaranya adalah mengevaluasi kinerja pengurus selama satu semester, melakukan reshuffle, dan merumuskan program satu semester ke depan.Dalam pembahasan evaluasi kinerja kepengurusan, sempat terjadi perdebatan yang sangat alot dikarenakan ketua umum menolak laporan sedangkan menurut konstitusi penilaian laporan hanya dilakukan pada forum konferensi. Ketua Umum menolak laporan dikarenakan banyak program yang belum berjalan secara efektif dan banyaknya pengurus yang belum menjalankan program kerjanya. Akhirnya acara ini akhirnya menghasilkan reshuflle bagi sejumlah pengurus dan program kerja baru kedepan. Dalam sambutan ketua cabang pada acara penutupan, beliau mengatakan bahwa hal yang penting bagi pengurus adalah Mau dan Mampu melaksanakan amanah kepengurusan. Standar yang digunakan adalah mau terlebih dahulu, setela standar mau terlaksana standar mampu akan menyusul kemudian. Kebijakan yang penting kedepan adalah pembentukan komisariat-komisariat di cabang purworejo. Kedepan akan dibentuk dua komisariat yaitu komisariat Bahasa dan Matematika yang diagendakan bulan ini harus terbentuk.

Asas Perkaderan

Written by HMI CABANG PURWOREJO on Selasa, 29 November 2011 at 06.30

Asas perkaderan adalah prinsip-prinsip yang menjiwai semangat pelaksanaan perkaderan. Beberapa asas yang harus dikembangkan dalam proses perkaderan: a. Asas ketaqwaan, artinya perkaderan itu harus meningkatkan ketaqwaan pribadi kader. b. Asas kepejuangan, artinya bahwa perkaderan itu harus merupakan manifestasi dari perjuangan untuk menuju keadaan yang lebih baik. c. Asas keumatan, artinya bahwa perkaderan itu harus dapat memberi manfaat langsung ataupun tidak langsung terhadap peningkatan kehidupan umat. d. Asas kesinambungan, artinya perkaderan itu harus memproses secara terus menerus tidak terbatas pada dimensi ruang dan waktu, sekaligus mampu menopang kesinam-bungan perjuangan organisasi khususnya dan perjuangan Islam pada umumnya. e. Asas kemandirian, artinya bahwa perkaderan itu menciptakan kondisi yang dinamis untuk melahirkan kader-kader yang mandiri dalam bersikap, berfikir dan memutuskan sesuatu per-soalan pribadi maupun kelembagaan. f. Asas persaudaraan, artinya bahwa perkaderan itu mampu menciptakan dan memperkuat ikatan persaudaraan (ukhuwah) di kalangan kader HMI itu sendiri dan dengan sesamanya. g. Asas keteladanan, artinya bahwa perkaderan itu harus memperhatikan aspek–aspek keteladanan sebagai faktor penting dalam proses perkaderan pada umumnya dan pelaksanaan asas–asas perkaderan lain khususnya. dikutip dari Pedoman Perkaderan

HMI Purworejo akan mengunjungi HMI Jogja

Written by HMI CABANG PURWOREJO on Selasa, 08 November 2011 at 17.01

Dalam rangka melaksanakan follow up LK 1 dan study banding, HMI Cabang Purworejo akan mengunjungi Sekretariat HMI Yogyakarta besok Ahad, 13 November 2011. Acara ini akan diikuti oleh seluruh Pengurus HMI Cabang Purworejo dan kader pasca LK 1 yang dilaksanakan akhir oktober lalu. Peserta yang kurang lebih berjumlah 40 kader akan menggunakan bis carteran dan berangkat secara bersama-sama dari depan Kampus Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP). Rangkaian kegiatan yang akan dilakukan yaitu Ramah tamah, Kajian bersama disekretariat HMI Jogja,serta bertadabur alam di Pantai Parangtritis. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan silaturrahmi antar cabang, berbagi ilmu tentang KeHMIan, dan dapat menjalin kebersamaan antar kader HMI Purworejo. Sebagai study banding, pengurus cabang nantinya akan saling tukar pengalaman tentang masalah-masalah di intern masing-masing dan pengurus cabang HMI Purworejo dapat menimba ilmu dari pengurus HMI Jogja karena jogja dapat dikatakan sebagai barometer HMI. Peserta juga sangat berharap dapat berziarah ke Makam Pendiri HMI yaitu Lafran Pane di Karangkajen. Meskipun Lafran Pane belum diangkat menjadi Pahlawan Nasional, akan tetapi di hari pahlawan nanti peserta akan berziarah kesana karena beliau adalah Pahlawan bagi kader HMI.

Dari 26 peserta, 22 lulus dan 4 tak lulus

Written by HMI CABANG PURWOREJO on Rabu, 02 November 2011 at 16.47

Hasil itulah yang didapatkan dalam acara Latihan Kader (LK1) HMI Cabang Purworejo yang digelar di Kertosono, 27-30 Oktober 2011. LK 1 ini di pandu oleh empat orang pemandu yang berasal dari tiga cabang yaitu Much Deiniatur dari Purworejo, M Firdaus dan Novita dari Wonosobo, dan Abdullah Amir Yogyakarta. Acara yang digelar empat hari ini berjalan cukup lancar, banyak panitia yang datang untuk menyukseskan acara ini. Kerjasama yang baik diperlihatkan oleh panitia dalam menyukseskan acara ini. Selain itu meskipun pemandu berasal dari cabang lain, proses belajar pembelajaran pun berjalan dengan baik dan interaktif. Pembelajaran Aktive Learning betul-betul dilaksanakan untuk menjamin hasil output yang baik. Selain Materi yang bersifat teoritik, ada juga materi yang bersifat praktik seperti Jurnalistik,manajemen diskusi, dan managemen aksi. Peserta dapat belajar menulis,mengelola diskusi dan melakukan simulasi aksi. Yang paling ramai adalah ketika melakukan simulasi aksi, peserta benar-benar seperti dalam keadaaan aksi sungguhan. Peserta bentrok dengan polisi yang merupakan panitia LK1, lempar-lemparan airpun terjadi dalam simulasi aksi tersebut. Acara selesai pada minggu sore dan dilakukan acara penutupan pada hari senin pagi.Pengurus Cabang tengah mempersiapakan follow up untuk ex-peserta LK1.

Refleksi Sumpah Pemuda; Kenapa mahasiswa dikatakan sebagai Agent of Change?

Written by HMI CABANG PURWOREJO on Jumat, 14 Oktober 2011 at 23.28

Arah Idealitas Sebagian pihak mengatakan bahwa Mahasiswa adalah kaum intelek karena mengenyam pendidikan formal sampai pendidikan tinggi. Selain tingkat kapasitas pengetahuan yang dimiliki, juga karena faktor ekonomi karena tidak semua orang berkesempatan untuk kuliah. Ditinjau secara fisik, Mahasiswa telah mencapai kedewasaan. Selain itu perkembangan pemikirannya pun sudah mencapai tingkat kematangan, sehingga mahasiswa harus dipandang sebagai sosok manusia yang telah memiliki kesadaran untuk menentukan sikap diri serta bertanggungjawab terhadap segala sesuatu akibat pemilihan sikap dan tingkah lakunya. Peran Mahasiswa sejauh ini senantiasa diwarnai oleh situasi politik yang ada, mereka biasanya memerankan diri sebagai oposan yang kritis sekaligus konstruktif terhadap ketimpangan-ketimpangan sosial akibat dari kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat. Mereka sangat tidak toleran terhadap penyimpangan apapun bentuknya dan nurani mereka masih bersih. Beberapa momentum seperti 1908 (Budi Utomo), 1928 (Sumpah pemuda), 1945 (Proklamasi), 1965 (melawan PKI), 1998 (Reformasi)hanya sedikit menggambarkan tentang kepedulian Pemuda dan mahasiswa dalam mengawasi jalannya Pemerintah. Selain itu, sikap ideal yang harus dimiliki mahasiswa diantaranya: 1. Berprestasi dalam Akademik. 2. Dapat menentukan skala prioritas. 3. Bersikap kritis 4. Menghargai pendapat orang lain. Arah realitas Melihat kondisi mahasiswa saat ini, paling tidak ada tiga hal yang menggambarkan realitas mahasiswa: 1. Mahasiswa terjebak pada urusan akademik Biaya kuliah yang tinggi membuat mahasiswa tidak tertarik lagi untuk mengikuti organisasi pergerakan mahasiswa. Mahasiswa harus cepat lulus dan hanya fokus kuliah, bahkan berani mencontek hanya sekedar untuk membahagiakan orang tua. Selain itu mahasiswa juga harus masuk kuliah 75% sehingga kesempatan untuk berorganisasi berkurang. 2. Budaya yang berkembang pada Mahasiswa Mahasiswa kini terjebak pada budaya hedonisme atau hura-hura. Aktifitas nongkrong, pacaran, dan Pergaulan bebas adalah fenomena yang dilakukan saat ini. Selain itu mahasiswa kini bersikap pragmatis dan cenderung apatis terhadap kondisi disekitarnya. Budaya intelektual seperti membaca, menulis, dan diskusi jarang dilakukan. 3. Perkaderan Gerakan Mahasiswa yang lemah dan tidak eksis di kampus. Banyak mahasiswa kini yang tidak mengenal gerakan mahasiswa dan mungkin tidak berminat dengan aktivitas yang diadakan. Gerakan yang ditawarkan cenderung kurang up to date dan monoton. Selain itu kurangnya sosialisasi juga menyebabkan ketidaktahuan mahasiswa tentang gerakan mahasiswa. Beberapa kampus juga mulai kurang berpihak kepada gerakan mahasiswa, hal ini dapat dilihat dengan kebijakan yang melarang gerakan mahasiswa ekstra kampus untuk bersosialisasi di kampus, bahkan beberapa kampus tidak mempunyai BEM. Inisiasi “Janganlah engkau sombong atas aktivitas yang telah engkau lakukan, dan janganlah engkau berpangku tangan padahal masih banyak hal yang harus dilakukan’ Dunia kampus adalah dunia intelektual, harusnya dipandang sebagai wadah untuk mengembangkan kepribadian dan kepemimpinan. Dan jika Perguruan tinggi hanya dimaknai sebagai sebagai batu loncatan, bisa meloncat menjadi elite, meloncat menjadi kaya, hal ini tidak mengherankan jika pendidikan terus naik biayanya. Paradigma masyarakat modern memandang bahwa kaum intelek sebagai kelas masyarakat sendiri, masyarakat yang semakin modern yang lebih mengutamakan kemampuan berpikir dan menjadikan intelektual sebagai panutan. Budaya intelektual harus selalu dipertahankan. Membaca, Menulis, dan Berdiskusi harus selalu mengalir pada kehidupan mahasiswa. Membaca dan menulis tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita, terlebih sebagai kaum intelektualis. Ditulis oleh : Deins Al atur

LK 1 dan Baksos di kertosono

Written by HMI CABANG PURWOREJO on Rabu, 12 Oktober 2011 at 02.45

HMI Cabang Purworejo akan mengadakan Latihan kader 1 (Batra) dan Bakti Sosial (Baksos) di Kertosono, Banyuurip, Purworejo. pada tanggal 27-30 Oktober 2011. Latihan Kader (LK1) atau Basic Training (Batra) bertujuan untuk mengembangkan potensi kreatif mahasiswa agar memiliki kesadaran berproses menjadi seorang muslim yang Kaffah dan mempertegas jati diri sebagai mahasiswa. Adapun Materi yang akan didapat adalah: 1. Materi Dasar Keislaman : a. Keyakinan Muslim b. Wawasan Keilmuan c. Wawasan Sosial d. Kepemimpinan d. Etos Perjuangan e. Hari Kemudian 2. Materi Pelengkap Keislman : a. Shirah Nabawiah b. Sejarah Peradaban dan Perjuangan Islam c. Dasar-Dasar Amaliah 3. Materi Ke HMI an : a. Sejarah HMI b. Konstitusi HMI c. HMI dalam Gerakan Kemahasiswaan d. Dasar-Dasar Organisasi e. Keskretariatan dan Atribut HMI f. Azaz Tujuan Usaha dan Independensi 4. Materi Alat : a. Pengantar Logika b. Adab Majelis Peserta yang mengikuti Latihan kader ini setelah lulus akan menjadi kader HMI Cabang Purworejo, adapun persyaratanya adalah Mahasiswa Islam semua jurusan dan semester berapun boleh mengikuti kegiatan ini. Selain LK1 juga diadakan Bakti Sosial di Desa Kertosono dengan agenda Bazar, Pengecetan Balai Desa, TPQ, dan lain-lain.Bakti sosial ini diadakan dalam rangka Memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober.

HMI Cabang Purworejo akan resmikan Bimbingan Belajar "Revolution Course"

Written by HMI CABANG PURWOREJO on Kamis, 06 Oktober 2011 at 00.53

HMI Cabang Purworejo akan membuka Bimbingan Belajar "Revolution Course" di Sekretariat HMI Cabang Purworejo, Plaosan, RT.01/16, Purworejo. Bimbingan Belajar ini akan diresmikan pada hari Jum'at, 7 Oktober 2011. Bimbel ini menerima murid untuk jenjang SD-SMA dengan mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, dan Umum. Selain itu juga menerima penerjemahan Bahasa Inggris Ke Bahasa Indonesia dan juga sebaliknya, juga Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia. Menurut Ketua Umum HMI Cabang Purworejo, Fidi Finandar, Bimbel ini merupakan upaya kongkrit HMI dalam memberikan kontribusinya kepada masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan. Bimbel ini non profit, peserta hanya ditarik infaq untuk keperluan alat tulis-menulis dan administrasi saja. Tutor atau Pengajar berasal dari kader HMI yang sesuai dengan jurusan masing-masing, kebetulan mayoritas adalah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),Universitas Muhammadiyah Purworejo. "Ini juga untuk memberdayakan Mahasiswa FKIP supaya mereka mempraktikan ilmunya", imbuh Fidi. Peserta merupakan anak-anak disekitar wilayah sekretariat HMI dan Mahasiswa juga bisa belajar bahasa inggris disini..

Syawalan keluarga besar HMI Purworejo

Written by HMI CABANG PURWOREJO on Minggu, 11 September 2011 at 18.23

Keluarga besar HMI Cabang Purworejo yang terdiri dari kader aktif, kader pasca struktur, dan alumni mengadakan Syawalan dan ha halal bihalal di tempat kediaman kanda Syamsudin,di Desa Kertosono,Kecamatan Banyuurip, kemarin minggu, 11 September 2011. Acara ini diisi dengan kajian hikmah halal bihalal oleh Kanda Mujiburrahman yang merupakan ketua HMI Purworejo yang pertama,kemudian disi dengan ikrar syawalan, dan arisan bulanan Paguyuban Ulil albab. Dalam Kajiannya Pak Mujib menyampaikan bahwa di dalam Islam terdapat lima hukum yakni wajib,sunnah,makruh,mubah,dan haram. Beliau mengkiaskan didalam berorganisasi seperti HMI kadang-kadang terjadi kelima hukum tersebut seperti wajib atau sunnahnya mengikuti kegiatan tertentu, ternyata ini tidak benar, semua kader HMI seharusnya menempatkan diri sesuai dengan fungsinya dalam menjalankan kepengurusannya. Jadi yang mempunyai kewajiban tidak hanya ketua melulu, semuanya mempunyai kewajiban menurut proporsi masing-masing. Acara berakhir pukul 14.00, kemudian kader-kader HMI melanjutkan silaturrahminya di kediaman Kanda Hani Nur Cahyo di Desa Botorejo, Bayan dan membubarkan diri pada pukul 15.30. Kader-kader HMI juga harus mempersiapkan diri untuk kuliah lagi setelah libur panjang.

Kajian dengan Tema "Nuzulul Qur'an"

Written by HMI CABANG PURWOREJO on Selasa, 16 Agustus 2011 at 20.05

Purworejo (17/08/11) HMI Cabang Purworejo menggelar kajian memperingati nuzulul qur'an di sekretariat HMI Purworejo, kemarin (16/08/11). Hadir sebagai pembicara Akhina Hartoko Susanto, Mahasiswa STAINU Purworejo. Beliau mengatakan bahwa Nuzulul Qur'an adalah turunnya Al Qur'an (kitab suci agama Islam) adalah istilah yang merujuk kepada peristiwa penting penurunan wahyu Allah pertama kepada nabi Muhammad SAW. meskipun sebenarnya mengenai waktu atau tanggal tepatnya kejadian tersebut, terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama, sebagian menyakini peristiwa tersebut terjadi pada bulan Rabiul Awal pada tanggal 8 atau 18 (tanggal 18 berdasarkan riwayat Ibnu Umar), sebagian lainnya pada bulan Rajab pada tanggal 17 atau 27 menurut riwayat Abu Hurairah, dan lainnya adalah pada bulan Ramadhan pada tanggal 17 (Al-Bara' bin Azib) ,21 (Syekh Al-Mubarakfuriy) dan 24 (Aisyah, Jabir dan Watsilah bin Asqo' ).
Meskipun demikian hal itu tidak perlu diperdebatkan, yang penting paling tidak kita mengetahui bahwa wahyu ini diturunkan Nabi Muhammad SAW sedang berada di Gua Hira, ketika tiba-tiba Malaikat Jibril datang menyampaikan wahyu tersebut. wahyu yang pertama adalah Surat Al Alaq ayat 1-5.
Sementara itu menurut Akh Deni, Nuzulul Qur'an dan hari kemerdekaan RI adalah untuk
diperingati bukan untuk dirayakan. Memperingati yaitu Mengkaji dan merefleksikannya kedalam kehidupan sekarang, sedangkan merayakan identik dengan pesta dan hura-hura. Surat Al Alaq yang pada ayat pertama berbunyi bacalah, seharusnya kita refleksikan kepada kita untuk senantiasa membaca. Membaca disini bukan hanya berarti membaca Al Qur'an secara tekstual, akan tetapi kita juga harus membaca fakta-fakta sosial yang ada disekitar kita. Sebagaimana kita ketahui, meskipun Indonesia sudah 66 tahun merdeka, akan tetapi kemiskinan, korupsi, dan konflik politik masih sangat memprihatinkan. Ini menjadi tantangan generasi muda sebagai Agent of Change. Minimal generasi muda dapat menyuarakan kebenaran, meskipun hanya lewat diskusi ataupun tulisan.
Acara ini berakhir dengan ditandainya bedug maghrib, kemudian dilanjutkan dengan acara buka bersama. Buka bersama dengan hasil masakan kader merupakan saalah satu perkaderan yang efektf untuk memupuk kebersamaan dan militansi kader untuk makan seadanya.

HMI Purworejo gelar Raker

Written by HMI CABANG PURWOREJO on Rabu, 10 Agustus 2011 at 03.29

Purworejo (10/08/11) HMI Cabang Purworejo menggelar Rapat Kerja hari ini, Rabu,10 Agustus 2011. Acara ini dihadiri oleh 90% pengurus HMI cabang Purworejo yang diadakan di sekretariat HMI Cabang purworejo. Acara yang dipimpin oleh Akhi Fidi Finandar berlangsung dinamis dan pengurus tampak antusias mengikutinya.

Pengurs HMI Purworejo sendiri terdiri dari empat bidang yaitu PPU (Pembinaan dan Pelatihan umum), PTK (Perguruan Tinggi dan kemahasiswaan), PWM (Pengembangan Wacana dan Media), dan Kemuslimahan. Masing-masing bidang mempresentasikan program kerjanya masing-masing, setelah sebelumnya dibahas per bidang masing-masing. Acara yang digelar dari jam 08.00 pagi ini berakhir samapai jam 02.00 siang.

KAMMI gelar buka bersama elemen Gerakan Mahasiswa Purworejo

Written by HMI CABANG PURWOREJO on Sabtu, 06 Agustus 2011 at 07.15

Purworejo (06/8/11) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Purworejo mengadakan buka bersama dengan Gerakan Mahasiswa Purworejo. Hadir dalam acara tersebut HMI Cabang Purworejo dan IMM Purworejo.,
Acara tersebut diselenggarakan di SDIT Ulul Albab 2 Purworejo dengan agenda Kajian dengan format workshop yang diisi oleh Ust. Wahidin dari Ikadi (Ikatan Da'i Indonesia) dan diakhiri dengan buka bersama. Dalam kajian tersebut, para mahasiswa dibagi menjadi tiga kelompok,mendiskusikan tentang motivasi, tujuan berpuasa, dan implementasi Puasa dalam kehidupan sosial. Setelah berdiskusi, para mahasiswa menyampaikan presentasi yang diwakilkan oleh ketua kelompok masing-masing.
Ketua Kammi, Akh Dayat mengatakan bahwa tujuan diadakan acara ini adalah untuk mempererat tali silaturrahmi diantara gerakan mahasiswa di Purworejo dan harapannya Gerakan Mahasiswa di Purworejo dapat bersatu untuk memberikan kontribusi kepada Kabupaten Purworejo.

YIB-KAHMI dan PB HMI Bekerjasama Merekrut Warga HMI untuk Beasiswa ke Luar Negeri

Written by HMI CABANG PURWOREJO on Kamis, 04 Agustus 2011 at 21.27

Dari pbhmi.net

Jakarta (4/8/2011) – Mulai tahun ini KAHMI Pusat, melalui Yayasan Insan-cita Bangsa (YIB), bekerjasama dengan PB HMI (MPO dan Dipo), menyelenggarakan perekrutan penerima beasiswa ke luar negeri bagi warga HMI (yang masih berstatus anggota maupun alumni) untuk program magister (S2) dan doctoral (S3). Seleksi akan berlangsung tiga tahap: tahap pertama, seleksi internal di PB HMI masing-masing; tahap kedua, seleksi di YIB-KAHMI; dan tahap ketiga, seleksi di kampus yang akan dituju di luar negeri.[

Untuk seleksi internal, PB HMI-MPO menetapkan syarat-syarat yang meliputi: Pertama, menunjukkan kartu anggota HMI dan/atau surat keterangan dari cabang asalnya; Kedua, diutamakan yang telah lulus Senior Course (SC) di HMI, pernah menjadi presidium HMI Cabang, dan/atau Ketua Umum HMI Komisariat; Ketiga, memiliki IPK 3.00; Keempat, dapat berbahasa asing dan/atau memiliki skor Test of English as a Foreign Language (TOEFL) sebesar 500 poin; Kelima, bersikap loyal terhadap HMI, baik sebelum dan setelah program ini; dan Keenam, menyerahkan makalah mengenai orientasinya tentang program ini terkait dengan aspek keislaman, kebangsaan, dan ke-HMI-an.

Jumlah total penerima beasiswa yang akan dikirim untuk angkatan pertama ini adalah 100 orang, yang merupakan gabungan dari anggota HMI-MPO, HMI-Dipo, dan KAHMI (unsur alumni). Penyeleksian akan bersifat obyektif, transparan, dan rasional, berdasarkan kemampuan masing-masing calon peserta, tanpa memandang latar belakang keanggotaannya di HMI. Calon penerima beasiswa yang dinyatakan lulus pada tahap kedua di YIB-KAHMI, akan dibekali dengan pendalaman materi khusus berupa aspek kebahasaan, keinternasionalan, dan ke-HMI-an.

Pendaftaran dilakukan melalui e-mail PB HMI: sekretariat@pbhmi.net , dengan mengirimkan bukti dalam bentuk scan, berupa: keterangan keanggotaan HMI, sertifikat SC dan kepengurusan (jika ada), dokumen IPK, dokumen skor TOEFL atau keterangan dapat berbahasa asing lainnya, dan makalah dalam format PDF (minimal 5 halaman kuarto spasi 1,5). Batas akhir pendaftaran dibuka sampai tanggal 28 Agustus 2011. Hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan langsung melalui surat elektronik ke e-mail PB HMI di atas.

Konstitusi Bukan Benda Keramat

Written by HMI CABANG PURWOREJO on at 17.44

Di Cabang Purworejo, Konstitusi HMI kelihatan sangat tebal dan keramat. Saya juga jarang melihat kader yang sedang sibuk membacanya ataupun sibuk membicarakannya. Mungkin karena kelihatan tebal dan kalau bacapun tidak akan selesai, jadi banyak yang malas membacanya. Konstitusi memang kelihatan tebal, karena terdiri dari Konstitusi dasar (AD), Konstitusi Penjelas (ART), dan Konstitusi Operasional (Pedoman keanggotaan, Pedoman Kesekretariatan, Pedoman Keuangan, Pedoman Struktur Organisasi, Pedoman perkaderan.
Sejak dilantik menjadi anggota HMI, kita wajib mematuhi konstitusi dan kita telah berikrar untuk itu. Untuk mematuhi konstitusi dalam arti menjalankan apa yang ada di konstitusi kita harus memahami konstitusi tersebut terlebih dahulu, namun stigma yang melekat bahwa konstitusi itu tebal dan susah dipahami, membuat kader malas untuk memahami konstitusi. Konstitusi akan dibuka pada moment-moment tertentu seperti ketika mau seleksi LK 2 atau SC, dan menjelang Kongres.
Berikut ini cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kader dalam memahami konstitusi:
1. Mewajibkan kader HMI untuk "PUNYA" konstitusi HMI,atau paling tidak Pengurus Cabang menggandakan sebanyak-banyaknya.
2.Mengadakan kajian konstitusi secara rutin dengan Pembicara yang benar-benar memahami dan dapat membangkitkan kader dalam memahaminya.
3.Membuat Out line, Ringkasan, dan Sistematika konstitusi untuk memudahkan kader dalam memahami.
4.Membuat Buku Konstitusi yang menarik, kalau bisa gratis.
Pasca Kongres di Pekanbaru kemarin, tentunya ada revisi tentang Konstitusi HMI. Kita mengharapkan PB HMI untuk segera mempublikasikanya ke seluruh cabang se-Indonesia. Semoga seluruh kader HMI mau membacanya.

Tujuan Perkadeeran

Written by HMI CABANG PURWOREJO on at 06.29

Perkaderan HMI disusun untuk pembentukan Kader Cita HMI. Karateristik ideal tersebut terformulasi dalam ungkapan Al-Qur’an, ulul albab, dengan kualifikasi sebagai berikut:
a. Hanya takut kepada ALLAH SWT :
oBerjiwa berani dalam menghadapi tantangan dalam bentuk apapun
oTawakal kepada Allah SWT dan hanya mengharap ridha- Nya.
b. Tekun beribadah :
oTaat menjalankan ibadah mahdhah yang diajarkan Rasullullah SAW
oRajin mengerjakan amalan–amalan sunnah
oSuka bangun dan beribadah ditengah malam.
c. Memiliki ilmu dan hikmah :
oBerpengalaman luas, serta mampu berpikir rasional dan obyektif.
oMemiliki kemampuan konseptual, sehingga dapat memformulasikan dan menjelaskan apa yang diketahui dan dirasakannya.
oSanggup mengantisipasi keadaan dan siap menghadapi segala perubahan, karena memiliki daya apresiasi, prediksi dan antisipasi yang tinggi.
oMemiliki keterampilan praktikal yang menghasilkan karya–karya nyata.
d. Kritis dan teguh pendirian
oBersikap terbuka dan kritis terhadap berbagai macam pandangan.
oBersikap selektif dan apresiatif terhadap berbagai pandangan, serta inovatif untuk menciptakan karya-karya baru.
oSanggup sendirian (istiqomah) dan tidak terjebak pada pandangan mayoritas.
e. Progresif dalam berdakwah :
oBersedia berdakwah dengan sungguh-sungguh.
oSanggup dan berani menghadapi segala bentuk resiko.
oKreatif dalam strategi dan taktik berdakwah.
oMemiliki penampilan dan daya tahan fisik serta psikologis yang tinggi.
Dengan Kualifikasi Insan Ulil Albab itu maka diharapkan kader akan menjadi seorang:
Mu’abid : Kader menjadi insan yang tekun beribadah, mulai dari ibadah yang terkait pada dirinya maupun terkait pada lingkungannya.
Mujahid :Kader memiliki semangat juang yang tinggi sehingga ia memiliki pemahaman dan kemampuan berjihad dalam garis agama
Mujtahid:Kader mampu berijtihad sehingga segala tindakannya didasarkan pada pilihan sadar dari dalam dirinya
Mijadid :Kader menjadi harapan atas usaha organisasi yang memiliki kekamampuan dalam melakukan pembaharuan dilingkungan sekitarnya.

Revisi Makalah saat Liburan

Written by HMI CABANG PURWOREJO on Rabu, 03 Agustus 2011 at 23.36

Purworejo(4/8/11)Beberapa Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jawa Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP)meskipun liburan semester,akan tetapi hari ini mereka tetap masuk. Hal ini dikarenakan mereka harus mengumpulkan revisi makalah tugas dari mata kuliah Psikologi Pendidikan yang diampu oleh Bp. Drs. Lilik Wahyu Utomo, M.Pd.
Dosen mata kuliah tersebut memang sangat teliti dalam mengoreksi tugas makalah yang diberikan kepada Mahasiswa, baik secara penulisan maupun keaslian makalah. Banyak Mahasiswa yang harus revisi karena mempunyai banyak kesalahan baik penulisan maupun referensinya.Ini merupakan kelemahan mahasiswa sekarang yang dimanjakan oleh teknologi sehingga mereka senang Kopi paste makalah.
Seharusnya menurut jadwal, mahasiswa sudah mendapatkan KHS (Kartu Hasil Studi)akan tetapi banyak mata kuliah yang belum selesai dalam pengoreksiannya. Biasanya menjelang masuk semester berikutnya baru mereka mendapatkan KHS.

Ramadhan Momentum Menjalin Persahabatan yang Tulus dengan Allah

Written by HMI CABANG PURWOREJO on Selasa, 02 Agustus 2011 at 12.40

Oleh: Masagus Fauzan Yayan, SQ

Dengan indah, Rasulullah Saw. menuntun kita cara menjalin persahabatan yang tulus dengan Allah lewat doa yang diajarkan kepada Ali bin Abu Thalib:

“… kalaupun aku sabar menanggung beban-beban penderitaan (di neraka) bersama musuh-musuh-Mu dan Kau kumpulkan aku dengan para penerima siksa-Mu, dan Kau ceraikan aku dari para kekasih dan sahabat-Mu …

Kalaupun aku, Wahai Ilah-ku, Tuanku, Sahabatku, dan Rabb-ku, sabar menanggung siksa-Mu, bagaimana kudapat sabar menanggung perpisahan dengan-Mu … kalaupun aku dapat bersabar menanggung panas-neraka-Mu, bagaimana kudapat bersabar dari melihat kemuliaan-Mu .…”

Sebuah munajat yang begitu indah dan intim dari seorang sahabat (manusia) kepada Sahabatnya Yang Agung. Jadi, meskipun posisi manusia dengan Allah tidak setara, hal itu tidak menghalangi keduanya untuk menjalin persahabatan yang erat. Bukankah persahabatan juga dapat dijalin erat antara karyawan dan direkturnya atau antara majikan dan bawahannya?

Berlandaskan persahabatan dan cinta, ibadah kita pun tak lagi seperti budak yang ketakutan atau bak pedagang yang selalu menghitung-hitung imbalan. Ali bin Abi Thalib pernah menuturkan tiga tipe orang menyembah Tuhan: Pertama, orang beribadah karena mengharapkan balasan. Ibadahnya merupakan investasi masa depan. Orientasinya untung rugi. Semakin banyak ia menjalankan ritual-ritual keagamaan semakin banyak pula imbalan dari Tuhan yang akan diterimanya. Imam Ali menyebutnya ibadah para pedagang, pebisnis.

Kedua, orang menyembah Tuhan karena takut pada siksa-Nya. Ibadah mereka sama seperti pengabdian seorang budak kepada tuannya. Ia melakukan segala tugas yang dibebankan, karena khawatir mendapat murka sang majikan bila ia melanggarnya. Ia membayangkan Tuhan, ibarat Sang pemurka yang siap menghukum hamba-Nya yang mengabaikan perintah-Nya. Orang seperti ini biasanya menjalankan ibadah hanya untuk mengugurkan kewajiban.

Ketiga, orang beribadah karena ia sadar memang seharusnya beribadah. Imam Ali menyebutnya ibadah orang merdeka. Ibadah yang dihiasi cinta dan ketulusan. Dari mana cinta yang tulus itu datang? Dari rasa syukur. Dari rasa terima kasih yang mendalam. Ibadah betul-betul menjadi bentuk syukur seorang hamba kepada Sang Pemberi kehidupan. Siti Aisyah bercerita bagaimana Nabi Saw. bangun di tengah malam. Ia terus-menerus beribadat, sambil tak henti-hentinya menangis. Sampai-sampai para sahabat bertanya mengapa Nabi harus beribadah seperti itu? Bukankah Allah telah mengampuni seluruh dosanya, yang dahulu maupun yang kemudian? Nabi berkata, “Bukankah sepatutnya aku menjadi hamba yang bersyukur?”

Profil manusia agung yang dalam hidupnya menjalani persahabatan yang tulus dengan Allah ialah Nabi Ibrahim a.s. beliau dipanggil dengan sapaan mesra: sahabat Allah. Mengapa? Karena relung-relung kalbunya diliputi cinta kepada Allah. Karena beliau meneladani sifat-sifat Allah sehingga Allah pun mencintainya dan menjadikannya sebagai khalil—sahabat dan kekasih-Nya.

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Allah mengambil Ibrahim menjadi (sahabat) kesayangan-Nya.” (QS An-Nisâ’ [4]: 125)

Imam Nawawi al-Bantani menceritakan bahwa Nabi Ibrahim a.s. pernah ditanya, “Wahai Ibrahim, mengapa Allah menjadikanmu orang kesayangan-Nya?” Nabi Ibrahim menjawab, “Karena tiga perkara: pertama, aku selalu mengutamakan perintah Allah di atas perintah selain-Nya; kedua, aku tidak pernah mengkhawatirkan suatu perkara (rezeki) yang telah ditanggung oleh Allah; dan ketiga, aku tidak senang makan, baik sore hari maupun pagi hari, kecuali bersama tamu.” (Bahkan, dalam suatu riwayat, Nabi Ibrahim a.s. pernah berjalan sejauh satu atau dua mil untuk mencari orang yang mau diajak menemaninya makan).

Namun sebaliknya ketika manusia enggan bersahabat dengan Allah maka berarti mereka telah menyiksa diri sendiri dan akan mengalami perasaan hampa tanpa Kawan Sejati.Allah menegaskan dalam surah Al-Anbiyâ’ [21]: 43,

“Atau Adakah mereka mempunyai Tuhan-tuhan yang dapat memelihara mereka dari (azab) kami. Tuhan-tuhan itu tidak sanggup menolong diri mereka sendiri dan tidak (pula) mereka ditemani oleh kami?”

Kata yushabûn terambil dari kata shahiba, menurut sebagian ulama, berarti menemani. Teman biasanya membela dan melindungi temannya. Dari sini kata tersebut diartikan melindungi atau bahwa rahmat dan perlindungan Allah tidak menyertai dan menemani mereka.

Haidar Bagir (Buku Saku Tasawuf, 2005), mengutip ramalan seorang psikolog terkemuka abad ke-20, William James. Dalam bukunya yang terkenal, Varieties of Religious Experience yang terbit pada tahun-tahun pertama abad ke-20, dia menyatakan bahwa sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan menemukan kepuasan kecuali jika ia bersahabat dengan “Kawan Yang Agung” (The Great Socius).

Menurut W. James, selama manusia belum berkawan dengan “Kawan Yang Agung” itu, maka selama itu pula ia akan merasakan kegelisahan, kekosongan, kecemasan, dan kesepian dalam hidup. Kawan Yang Agung yang dimaksudkan oleh W. James itu adalah Tuhan.

Sekalipun temannya banyak dan pergaulannya luas, namun ia tetap merasa sepi (hampa). Ia kesepian dalam keramaian. Keterputusan dengan Tuhan menjadi penyebab timbulnya perasaan terasing, gelisah, dan sebagainya. Tuhan adalah sumber dari segala yang ada, sebagai alfa dan omega, asal dan kepada-Nya semua kembali. Karena itu, menurut Mulyadhi Kartanegara (Menyelami Lubuk Tasawuf, 2006), hanya dengan melakukan kontak terus-menerus dengan Sumber dan terus berupaya mendekatkan diri kepada-Nya, maka manusia boleh berharap mendapat ketenangan dan kebahagiaan hidup. Kalau tidak, berharap saja pun merupakan kemustahilan. Tuhanlah tempat kembali kita, Dialah tempat asal dan kampung halaman (tempat kita kembali) kita yang sejati. Bukankah Al-Quran sendiri berkata, “Milik Tuhanlah kita ini, dan kepada-Nya kita semua akan kembali,” (QS Al-Baqarah [2]: 156)?

Sebenarnya, sejak pertama kali dicipta hingga nyawa akan dicabut kembali, kita diajak untuk selalu berusaha mendekatkan diri dan bersahabat dengan Allah Yang Mahaagung.

“Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhai-Nya, maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS Al-Fajr [89]: 27–30).

*Ketua Umum HMI Badko Inbagbar/2002-2004/ Koordinator Rumah Tahfidz Sumsel

Paguyuban Ulil Albab makin eksis

Written by HMI CABANG PURWOREJO on Senin, 01 Agustus 2011 at 20.58

Komunitas Alumni dan Paska Struktur HMI Cabang Purworejo yang tergabung dalam Komunitas Ulil Albab makin eksis, hal ini ditunjukkan dengan digelarnya acara Silaturrahmi dan rapat koperasi Ulil albab di kediaman Kanda Maryadi, Butuh, Purworejo,pada hari ahad 31 Juli 2011.
Acara yang digelar setiap bulannya ini diisi dengan berbagai acara yaitu Kultum yang dibawakan oleh tuan rumah, Arisan bulanan, dan Rapat Koperasi ulil albab. Dalam Rapat Koperasi diputuskan untuk membuka usaha bersama yaitu Bisnis Pulsa, dan dalam hal ini dikelola oleh Sdr.Deiniatur. Dengan adanya usaha ini diharapkan dapat memberikan keuntungan untuk Koperasi Ulil albab.

FIDI komandan baru HMI Purworejo

Written by HMI CABANG PURWOREJO on at 20.35

Fidi Finandar resmi dilantik sebagai Ketua umum HMI Purworejo oleh Sunarimo Darmaji selaku Wakil Sekjen PB HMI, Acara Pelantikan ini digelar pada tanggal 30 Juli 2011 di Balai Desa Kertosono, Banyuurip, Purworejo. Acara ini juga dihadiri oleh seluruh kader HMI Purworejo, Alumni HMI Purworejo, bahkan Ketua Umum HMI Cabang Sleman menyempatkan diri hadir dalam acara tersebut
Dalam sambutannya Fidi mengungkapkan bahwa HMI Purworejo akan fokus dalam pembenahan perkaderan. "Perkaderan HMI Purworejo selama ini sangat lemah, bahkan HMI Purworejo nyaris mati" imbuhnya. Selain itu dia juga mengungkapkan bahwa HMI Purworejo harus meningkatkan jumlah kuantitas dengan menyelenggarakan LK 1 atau Batra dengan frekuensi yang banyak dan kualitas yang baik.
Selain pelantikan, Acara tersebut juga diisi dengan seminar keagamaan dengan tema "Menyongsong Bulan Suci Ramadhan" yang diisi oleh Bp. Iyus Herdiana, M.Ag, Dosen UMP. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan kader HMI dalam melaksanakan ibadah Puasa agar dilakukan lebih mantap dan dengan amalan-amalan yang sesuai dengan tuntunan Al Qur'an dan Sunnah Rosul

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Blogger news


Make Widget

About the author

This is the area where you will put in information about who you are, your experience blogging, and what your blog is about. You aren't limited, however, to just putting a biography. You can put whatever you please.