Sebagai organisasi gerakan kemahasiswaan, Himpunan Mahasiswa Islam tentulah memiliki tujuan sebagai arah gerakan organisasi. Teks tujuan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam seperti yang tercantum dalam Anggaran Dasar Himpunan Mahasiswa Islam, mencerminkan dua bentuk usaha organisasi dalam gerakannya yaitu usaha organisasi HMI atas pembentukan individu dan usaha organisasi HMI atas pembentukan masyarakat. Pada teks tujuan ini perjuangan pembentukan individu masih menjadi insan cita HMI masih merupakan tanggungjawab organisasi melalui aktifitasnya sehari-hari. Namun pembentukan masyarakat cita HMI sudah tidak lagi diserahkan pada individu yang merupakan hasil kaderisasi yang dilakukan organisasi, tetapi sudah menjadi tanggung jawab organisasi secara langsung. Hal ini diwujudkan dalam usaha nyata organisasi secara langsung terhadap berbagai agenda perbaikan kehidupan masyarakat. Dengan demikian tanggungjawab organiasi secara langsung terdiri dari tanggungjawab atas pembentukan individu dan tanggungjawab atas pembentukan masyarakat. Frasa kalimat “terbinanya mahasiswa menjadi insan ulil albab …………” merupakan frasa yang menempatkan Himpunan Mahasiswa Islam sebagai organisasi perkaderan. Gerak perkaderan organisasi HMI tentu saja didasarkan pada pemahaman keIslaman yang utuh dalam diri seorang individu, sehingga menciptakan seorang insan yang menerapkan keIslamannya secara kaffah. Bagi HMI, insan ulil albab juga merupakan sebuah konsep dari wujud kader cita HMI yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Hanya takut kepada Allah 2. Tekun beribadah tiap waktu 3. Bersungguh-sungguh mencari ilmu, 4. Mampu mengambil hikmah atas anugerah Allah 5. Selalu bertafakur atas ciptaan Allah yang ada dilangit dan di bumi. 6. Mengambil pelajaran dari sejarah dan kitab kitab yang diwahyukan oleh Allah. 7. Kritis dalam mencermati berbagai pendapat, mampu memilih yang benar dan yang terbaik. 8. Tegas dalam mengambil sikap dan pemihakan atas pilihannya, 9. Tidak terpesona atas pandangan mayoritas yang menyesatkan. 10. Dakwah dengan sungguh-sungguh kepada masyarakat dan bersedia menanggung segala resikonya. Terutama sekali ditandai dengan kesediaan menyampaikan peringatan (lunak maupun keras) pada masyarakat serta mengajarkan ilmu (kebenaran). Frasa kalimat yang tercantum dalam tujuan HMI ”……… dan turut bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat yang diridhoi oleh Allah subhanahu wata’ala” merupakan suatu istilah yang sama maknanya dengan istilah “Baldhatun Thayyibatun Warabbun Ghafurr”. Frasa ini juga menempatkan organisasi HMI sebagai sebuah organisasi perjuangan yang melakukan perbaikan seluruh aspek kehidupan masyarakat menuju tatanan yang diridhoi oleh Allah subhanahu wata’ala. Hal ini merupakan cerminan dari tafsir HMI pada konsep keIslaman. Konsep yang menempatkan Islam tidak hanya ada pada sebuah entitas yang bernama “individu” namun juga pada sebuah entitas yang bernama “sistem sosial kemasyarakatan”. Kader Himpunan Mahasiswa Islam yang memiliki keyakinan atas nilai-nilai ke-Islaman yang kuat dan memiliki kemampuan daya pikir (ilmu) yang bagus merupakan elemen yang akan membuat organisasi HMI mampu melihat dan membaca segala bentuk realitas masyarakat yang ada dalam gerak zaman. Semangat berjuang yang dimiliki oleh kader dan organisasi HMI pada akhirnya akan membuat organisasi HMI mampu melakukan segala perubahan realitas yang diinginkan dan menempatkan kader dan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam menjadi pemimpin-pemimpin atas banyak perubahan yang berjalan dalam masyarakat. Kemampuan akan perubahan tersebut harus dijadikan arahan gerak organisasi tentunya. Hal ini demi terciptanya masyarakat yang telah dicita-citakan oleh organisasi HMI itu sendiri yaitu masyarakat yang “Baldatun Thayibatun Warabbun Ghafur”. Himpunan Mahasiswa Islam menerjemahkan masyarakat cita tersebut dalam tujuh karakteristik masyarakat Baldatun Thayibatun Warabbun Ghafur, yang kemudian dijadikan standar capaian tujuan perjuangan organisasi dengan segala bentuk usahanya. Karateristik ini juga akan menjadi alat ukur apakah Himpunan Mahasiswa Islam mampu mewjudkan tujuannya atau tidak. Karakateristik tersebut adalah: 1. Adanya semangat rabbaniyah atau rabbiyah yang terformulasikan dalam konsep tauhid. 2. Tegaknya keadilan yang bersendikan keteguhan pada hukum. 3. Adanya sistem amar ma’ruf nahi munkar dalam sistem sosial masyarakat. 4. Memiliki semangat keterbukaan dengan selalu berprasangka baik. 5. Menjunjung tinggi sikap musaywarah dan sikap egaliter dalam suasana persamaan hak dan kewajiban. 6. Memiliki semangat persaudaraan (ukhuwah), saling memahami, toleransi, saling menasehati dan tolong menolong. 7. Tumbuhnya sikap untuk tdak selalu merasa benar atau tidak adanya klaim kebenaran 1 .
HMI Purworejo Aksi Solidaritas Sondang Dan Mesuji
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Purworejo menggelar aksi solidaritas atas kematian Sondang Hutagalung. Aksi dimulai dari halaman Masjid Agung Purworejo, bergerak menuju Polrer Kabupaten Purworejo. “Ini solidaritas kami untuk Sondang yang mati bakar diri di depan Istana Negara, juga sebagai keprihatinan akmi atas terjadinya pembantaian petani yang dilakukan oknum aparat di Mesuji,” kata koordinator aksi, Much Deiniatur, Jum’at (16/12). Di Mapolres Mereka diterima Kepala Sektoral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Ipda Sutrasno, yang berjanji akan mengamankan jalannya aksi ini. “Kami juga berharap aksi ini dapat berjalan damai,” katanya. Setengah jam berorasi di depan Polres, belasan mahasiswa tersebut kemudian menuju Gedung DPRD Kabupaten Purworejo. Dalam orasinya, HMI juga meminta pihak yang berwenang segera mengusus tuntas kasus pelanggaran HAM itu. “Tangkap dan adili pelakuknya!. Kami juga meminta kepada semua pihak agar kasus ini tidak terulang lagi,” tegas Much Deiniatur. Di samping itu, Fidi Finandar, Ketua umum HMI Cab Purworejo, meminta kepada para aparat penegak hukum khususnya di Kab Purworejo agar kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Sumatra jangan sampai terjadi di Kabupaten purworejo. “Kami meminta kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Sumatra jangan sampai terjadi di Purworejo. Seyogyanya setiap permasalahan yang terjadi di selesaikan dengan cara yang
bermartabat,” pintanya. Para aktivis diterima Wakil Ketua DPRD Purworejo R Muhammad Abdullah dan anggota DPRD lainnya Sudarnono WU SIP. Mereka berjanji tuntutan para mahasiswa akan disampaikan ke Komisi III DPR RI. (FF)Pleno 2 HMI Cabang Purworejo
Rapat Pleno adalah forum tertinggi kepengurusan HMI untuk mengambil berbagai kebijakan organisatoris baik internal maupun eksternal dan dihadiri oleh seluruh Pengurus Cabang sebagai pengambil kebijakan. Dalam rangka melaksanakan hal tersebut, maka Pengurus HMI Cabang Purworejo melaksanakan Pleno 2 pada hari Sabtu, 10 Desember 2011, bertempat di Sekretariat HMI Cabang Purworejo. Acara ini dihadiri oleh puluhan kader baik pengurus cabang maupun anggota, dimulai pada pukul 08.00 dan berakhir pada pukul 17.00. Ada beberapa hal yang dibahas dalam acara Pleno 2 diantaranya adalah mengevaluasi kinerja pengurus selama satu semester, melakukan reshuffle, dan merumuskan program satu semester ke depan.Dalam pembahasan evaluasi kinerja kepengurusan, sempat terjadi perdebatan yang sangat alot dikarenakan ketua umum menolak laporan sedangkan menurut konstitusi penilaian laporan hanya dilakukan pada forum konferensi. Ketua Umum menolak laporan dikarenakan banyak program yang belum berjalan secara efektif dan banyaknya pengurus yang belum menjalankan program kerjanya. Akhirnya acara ini akhirnya menghasilkan reshuflle bagi sejumlah pengurus dan program kerja baru kedepan. Dalam sambutan ketua cabang pada acara penutupan, beliau mengatakan bahwa hal yang penting bagi pengurus adalah Mau dan Mampu melaksanakan amanah kepengurusan. Standar yang digunakan adalah mau terlebih dahulu, setela standar mau terlaksana standar mampu akan menyusul kemudian. Kebijakan yang penting kedepan adalah pembentukan komisariat-komisariat di cabang purworejo. Kedepan akan dibentuk dua komisariat yaitu komisariat Bahasa dan Matematika yang diagendakan bulan ini harus terbentuk.