Aksi pencopotan phamlet Basic Training HMI di lingkungan UMP yang dilakukan oleh IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) beberapa waktu yang lalu sempat menjadikan geger di sejumlah kalangan mahasiswa terutama para aktivis.
Sejauh ini di UMP yang merupakan kampus terbesar di Purworejo, berkembang tiga organisasi pergerakan diantaranya KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), dan IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) akan tetapi IMM merupakan organisasi satu-satunya pergerakan yang diakui oleh kampus karena IMM adalah organisasi ortom milik Muhammadiyah.
Dua organisasi lainnya yaitu HMI dan KAMMI nampaknya mengalami ketercerabutan dari basisnya yaitu kampus UMP hal itu dikarenakan UMP mengharamkan adanya pergerakan mahasiswa lain yang masuk kampus tersebut. Akan tetapi hal ini tidak menyurutkan langkah para aktivis untuk berjuang walaupun gerakan mereka terkesan seperti gerakan underground (sembunyi-sembunyi) Hal ini kemudian yang menimbulkan kontroversi disejumlah kalangan mahasiswa yang ingin berekspresi lewat wadah organisasi ekstra kampus.
Dampak lain yang ditimbulkan akibat kebijakan ini adalah termatikannya potensi-potensi mahasiswa dalam proses dinamisasi dan demokratisasi kampus, belum lagi akibat ketercerabutan gerakan mahasiswa dari kampus berimbas pada peran-peran mahasiswa dalam konteks kedaerahan akibat lemahnya pergerakan mahasiswa. Dan hal yang tidak boleh dilupakan adalah kontribusi pergerakan mahasiswa dalam membangun intelektualitas dan religiusitas mahasiswa.
Akan tetapi para aktivis masih tetap yakin bahwa mereka akan tetap eksis ditengah kebijakan kampus yang kurang berpihak walaupun dengan format gerakan underground. Selamat berjuang dan tetap istiqomah….
Sejauh ini di UMP yang merupakan kampus terbesar di Purworejo, berkembang tiga organisasi pergerakan diantaranya KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), dan IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) akan tetapi IMM merupakan organisasi satu-satunya pergerakan yang diakui oleh kampus karena IMM adalah organisasi ortom milik Muhammadiyah.
Dua organisasi lainnya yaitu HMI dan KAMMI nampaknya mengalami ketercerabutan dari basisnya yaitu kampus UMP hal itu dikarenakan UMP mengharamkan adanya pergerakan mahasiswa lain yang masuk kampus tersebut. Akan tetapi hal ini tidak menyurutkan langkah para aktivis untuk berjuang walaupun gerakan mereka terkesan seperti gerakan underground (sembunyi-sembunyi) Hal ini kemudian yang menimbulkan kontroversi disejumlah kalangan mahasiswa yang ingin berekspresi lewat wadah organisasi ekstra kampus.
Dampak lain yang ditimbulkan akibat kebijakan ini adalah termatikannya potensi-potensi mahasiswa dalam proses dinamisasi dan demokratisasi kampus, belum lagi akibat ketercerabutan gerakan mahasiswa dari kampus berimbas pada peran-peran mahasiswa dalam konteks kedaerahan akibat lemahnya pergerakan mahasiswa. Dan hal yang tidak boleh dilupakan adalah kontribusi pergerakan mahasiswa dalam membangun intelektualitas dan religiusitas mahasiswa.
Akan tetapi para aktivis masih tetap yakin bahwa mereka akan tetap eksis ditengah kebijakan kampus yang kurang berpihak walaupun dengan format gerakan underground. Selamat berjuang dan tetap istiqomah….